Mengenal motif motif
1.Motif Patola juga dikembangkan menjadi kain Cinde di daerah Jawa Tengah.
Kain Cinde tidak dibuat dengan teknik tenun ikat ganda, tetapi dibuat dengan
teknik direct print, cap atau sablon. Kain ini digunakan sebagai celana dan kain
panjang untuk upacara adat, ikat pinggang untuk pernikahan, serta kemben
dan selendang untuk menari. Kain serupa terdapat pula di Palembang, disebut
kain Sembagi. Sembagi yang berwarna terang digunakan pada upacara mandi
pengantin dan hiasan dinding pada upacara adat. Kain Sembagi yang berwarna
gelap digunakan untuk penutup jenazah.
Motif Patola memengaruhi motif batik Jlamprang yang berwarna cerah yang
berkembang di Pekalongan, dan motif Nitik yang berkembang di Yogyakarta
dan Surakarta yang berwarna sogan (kecokelatan), indigo (biru), kuning dan
putih. Corak Patola juga berkembang di Pontianak, Gorontalo, dan kain tenun
Bentenan di Menado.
Kerajinan
Sumber:
Motif Patola memengaruhi motif batik Jlamprang yang berwarna cerah yang
berkembang di Pekalongan, dan motif Nitik yang berkembang di Yogyakarta
dan Surakarta yang berwarna sogan (kecokelatan), indigo (biru), kuning dan
putih. Corak Patola juga berkembang di Pontianak, Gorontalo, dan kain tenun
Bentenan di Menado.
Kain dengan teknik tenun ikat ganda dibuat di Desa Tenganan Pegeringsingan
di Bali. Kain sakral tersebut dikenal dengan nama kain Gringsing yang artinya
bersinar. Teknik tenun ikat ganda hanya dibuat di tiga daerah di dunia, yaitu di
Desa Tenganan Bali, Indonesia (kain Gringsing), di Kepulauan Okinawa, Jepang
(tate-yoko gasuri) dan Gujarat India (kain Patola). Teknik tenun ikat ganda adalah
tenun yang kedua arah benangnya, baik benang pada lungsin maupun pakan
diwarnai dengan teknik rintang warna untuk membentuk motif tertentu.
Kreativitas bangsa Indonesia mampu mengembangkan satu jenis kain
tenun Patola Gujarat menjadi beragam tekstil yang sangat indah di seluruh
daerah di Indonesia. Contoh perkembangan kain Patola ini hanya salah satu
dari bukti kreativitas tinggi yang dimiliki oleh bangsa kita.
Pada tekstil tradisional, selain untuk memenuhi kebutuhan sandang, juga
memiliki makna simbolis di balik fungsi utamanya. Beberapa kain tradisional
Indonesia dibuat untuk memenuhi keinginan penggunanya untuk menunjukkan
status sosial maupun kedudukannya dalam masyarakat melalui simbolsimbol
bentuk ragam hias dan pemilihan warna. Selain itu ada pula kain
tradisional Indonesia yang dikerjakan dengan melantunkan doa dan menghiasinya
dengan penggalan kata maupun kalimat doa sebagai ragam hiasnya.
Tujuannya, agar yang mengenakan kain tersebut diberi kesehatan, keselamatan,
dan dilindungi dari marabahaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Administrasi perkantoran
bentuk komunikasi kantor
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI Menurut Deni Darmawan (2007) komunikasi itu sendiri dapat terjadi dalam beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk...
-
Kerajinan tekstil modern adl kerajinan tekstil yang di buat dengan bahan dan alat yang canggih dan biasanya tidak sederhana kerajinan tksti...
-
Jenis-Jenis Tata Ruang Kantor By Aggy March 22, 2017 Dekorasi Berdasarkan jenisnya tata ruang kantor dibagi m...
-
10 Situs Jejaring Sosial Terpopuler di Dunia 10 Jejaring Sosial Terpopuler di Dunia – Situs Jejaring Sosial (Social Network sites )...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar